Cinta Kau Dimana?

Posted by Deta on Sunday, May 5, 2013Wednesday, March 30, 2011Tuesday, March 29, 2011Thursday, October 7, 2010

Setiap masa punya masa galaunya sendiri-sendiri,,, waktu kecil dulu, galaunya cuman pilih peremen apa cokelat apa eskrim? galau selanjutnya ketika susah dengan tugas2 sekolah dan kuliah, galau dengan nilai2..
galau ketika bikin skripsi, terus galau abis kuliah cari kerja dimana?
Abis dapet kerja, galau pengen punya kerjaan yang lebih baik lagi, abis resign, galaunya kok gak dipanggil2 kerja?padahal pas baca kualifikasi nya bisa masuk kok!
Abis dapet kerja lagi, galau liat temen2 bahkan adik kelas yang udah pada nikah... tapi gw belum...
dan seperti iklannya Ringgo Agus Rahman kalo ditanya kapan nikah?dijawab maybe Yes, maybe No....
yah, masa2 itu lah yang sekarang lagi gw rasain... disaat gw ngerasa apalagi yang mesti ditunggu?
disaat gw ngerasa siap...
Allah berkata lain, gw belum belum dipertemukan dengan jodoh gw!
 
Seseorang yang ditunggu datang untuk berjanji sehidup semati dihadapan Allah, saling mengisi, menghormati, mencintai,melindungi dan mengingatkan. untuk membangun keluarga yang Sakinah, Mawadah, Warohmah.

Ternyata memang cukup sulit menemukan orang yang pas di hati, nyambung ketika diajak bicara, humoris dan bikin nyaman cerita apa ajaaa, mau mempertahankan hubungan ini sampai akhir nanti ajal yang memisahkan, yang bisa menerima kekurangan dan kelebihan gw (semacam kekuatan powerranger yang bersemayam didalam diri gw)hahaha

Yup, single, kata orang Single happy,,, ternyata gak happy juga kok! ngerasa ada yang direnggut secara paksa ketika dia pergi..

Selalu berdoa setiap habis Sholat, memohon kepada sang Rabb kamu segera datang dan kita bisa saling mengisi sampai akhinya ucap janji itu terjadi. Selalu berfikir positif aja sama Allah, bahwa kita akan dipertemukan di waktu yang pas, tidak kurang atau lebih 1 detik pun, sampai rasa saling menyayangi itu timbul dan sama2 punya niat untuk membangun keluarga yang baik.

Seperti Habibie dan Ainun, yang kalau dilihat filmnya bikin gw nangis bombay gara2 iri,,, pengen punya cinta kayak mereka, saling mengisi, mendukung, mencintai sampai ajal yang memisahkan!

Menulis, ternyata itu melegakan,,,makanya jadi deh tulisan cinta kau dimana? ini dan mungkin Allah bakal ngasih bonus, kamu juga baca tulisan ini,,, hihihihi...
Cinta Cepatlah kau Datang!!
More aboutCinta Kau Dimana?

Cerita Pendek Anak

Posted by Deta on Sunday, May 5, 2013Wednesday, March 30, 2011Tuesday, March 29, 2011Thursday, October 7, 2010

Cerita pendek anak memang banyak dicari oleh orang tua ataupun temen-temen yang sedang mengerjakan tugas Bahasa Indonesia ataupun bahasa Inggris....

Ya memang cerita anak memang paling enak digunakan untuk belajar menulis atau memperbanyak Kosa Kata. Karena memang bahasanya mudah dimengerti dan untuk yang masih belajar bahasa inggris, nggak panjang-panjang banget.. hehehe

Saya mau share tentang cerita pendek anak, yang berjudul "SI PELIT"

Seorang yang sangat pelit mengubur emasnya secara diam-diam di tempat yang dirahasiakannya di tamannya. Setiap hari dia pergi ke tempat dimana dia mengubur emasnya, menggalinya dan menghitungnya kembali satu-persatu untuk memastikan bahwa tidak ada emasnya yang hilang. Dia sangat sering melakukan hal itu sehingga seorang pencuri yang mengawasinya, dapat menebak apa yang disembunyikan oleh si Pelit itu dan suatu malam, dengan diam-diam pencuri itu menggali harta karun tersebut dan membawanya pergi.

Ketika si Pelit menyadari kehilangan hartanya, dia menjadi sangat sedih dan putus asa. Dia mengerang-erang sambil menarik-narik rambutnya.

Satu orang pengembara kebetulan lewat di tempat itu mendengarnya menangis dan bertanya apa saja yang terjadi.

"Emasku! oh.. emasku!" kata si Pelit, "seseorang telah merampok saya!"

"Emasmu! di dalam lubang itu? Mengapa kamu menyimpannya disana? Mengapa emas tersebut tidak kamu simpan di dalam rumah dimana kamu dapat dengan mudah mengambilnya saat kamu ingin membeli sesuatu?"

"Membeli sesuatu?" teriak si Pelit dengan marah. "Saya tidak akan membeli sesuatu dengan emas itu. Saya bahkan tidak pernah berpikir untuk berbelanja sesuatu dengan emas itu." teriaknya lagi dengan marah.

Pengembara itu kemudian mengambil sebuah batu besar dan melemparkannya ke dalam lubang harta karun yang telah kosong itu.

"Kalau begitu," katanya lagi, "tutup dan kuburkan batu itu, nilainya sama dengan hartamu yang telah hilang!"

Harta yang kita miliki sama nilainya dengan kegunaan harta tersebut.

Cerita ini saya ambil dari website "CeritaKecil.com" dan disana masih banyak lagi cerita pendek untuk anak. Ceritanya juga bagus-bagus....

Buat kamu yang lagi belajar bahasa inggris, bisa juga translate-kan cerita ini ke bahasa inggris...
More aboutCerita Pendek Anak

Aku di Kabupaten Mappi, Papua

Posted by Deta on Sunday, May 5, 2013Wednesday, March 30, 2011Tuesday, March 29, 2011Thursday, October 7, 2010

Akhirnya aku nulis lagi di blog ini,,,,,rasanya dah lamaaaaaaaaaaa bgt gak liat2 blog lagi, karena memang aku ada kesibukan baru….eheemmm,, ceritanya udah kerja gitu,,, hehehehe

Ya, setelah lulus kuliah akhirnya aku kerja di perusahaan swasta bergerak d bidang IT dan Konsultasi pengelolaan keuangan daerah yang berpusat di Jakarta, dan di tempatin di Kabupaten Mappi, Papua Selatan.

Dan sekarang aku kangeeeeennn bgt nulis di blog ini lagi…. Blog yang ada sejak 2 tahun yang lalu dan lama ditinggalkan…maaf ya BlagaBloger…..

Kemungkinan blog ini kedepannya jadi temen curhat juga nih….
Mungkin sekarang cerita aja yah tentang bagaimana aku terdampar di kabupaten Mappi di papua.

Sebenernya sih nggak pernah juga kepikiran bakalan menginjakan kaki di papua… tapi perusahaan nempatin aku di sini, awalnya sih takut….apalagi banyak cerita2 yang menyeramkan terjadi di Papua. Sempet nolak juga sih…..
Terus HRD nelpon kepala cabang nya di kab. Mappi ini…. Eh terus dia banyak cerita bagaimana kondisi Mappi….Alhamdulillah dari ceritanya sih nggak serem2 juga ternayata…. Malah katanya deta pasti bakalan betah di sini….

Dan kenyataannya sekarang?????
Yaaaaaaaaaaaaaa aku betah di Mappi,,,, hehehehe
Loohh emang apa yang bikin betah???
Disini orangnya ramah2 bangeett,,, trs aq disambut baik oleh temen2 sekantor…kan klien kita tuh PPKD di Pemdanya dan juga dinas-dinas. Mereka juga ternyata baik2 dan ramah2 bangett….
Ya, semua butuh adaptasi juga, ada yang bilang kalo ngambil hati dan bisa dipercaya ama orang pemda tuh awalnya emang sulit, tapi lama kelamaan pasti kita bisa dipercaya juga. Asalkan kita juga gak malu dan mau belajar lebih lanjut tentang pengelolaan keuangan daerah.
Memang gak mudah sih, malah sempet di tes ama orang pemdanya juga, dengan wajah yang jutek dan meremehkan bgt,,,,mentang2 aku orang baru berbadan mungil, baru lulus kuliah dan belum berpengalaman…..

Hhhmmmm untung bisa ngeles2,,,hahahahaha trs langsung Tanya ama senior deh penjelasan lebih lanjutnya,,,,
Tapiiii setelah 3 bulan disini aku bisa belajar banyak dari kasus2 keuangan yang timbul disini,,,, ucapan terimakasih terdalam juga buat Mas Ilham, senior aku yang gak pelit berbagi ilmu dan pengalamannya…. Terimakasih bangeeettt….

More aboutAku di Kabupaten Mappi, Papua

Cerita Pendek Versi Indonesia-Snow White

Posted by Deta on Sunday, May 5, 2013Wednesday, March 30, 2011Tuesday, March 29, 2011Thursday, October 7, 2010

Masih ingat kan saat kita belajar bahasa inggris melalui Cerita pendek berbahasa inggris Snow White?

Nah, saya juga sediakan versi bahasa Indonesia cerita Putri Salju, agar ada pembanding jika ada kesulitan dalam memahami cerita berbahasa Inggris snow whitenya.

Okey, ini dia cerita Snow White versi bahasa Indonesianya.

Suatu waktu di pertengahan musim dingin, ketika kepingan salju jatuh seperti bulu dari langit, seorang ratu yang cantik duduk menjahit di jendela, yang memiliki kerangka kayu hitam hitam. Sambil menjahit, dia menatap salju dan jarinya tertusuk dengan jarum nya. Tiga tetes darah jatuh ke salju. Merah di atas putih tampak begitu cantik, lalu ia berpikir, “Kalau saja aku punya anak putih seperti salju, semerah darah dan sehitam bingkai ini” Tak lama kemudian. Ia memiliki seorang putri kecil yang seputih salju, semerah darah, dan hitam seperti kayu hitam, dan karena itu mereka memanggilnya Putri Salju.

Sekarang ratu adalah wanita tercantik di seluruh negeri, dan sangat bangga dengan kecantikannya. Dia memiliki cermin, yang dia berdiri di depan setiap pagi, dan bertanya:

Cermin, cermin, di dinding,
Siapa di negeri ini paling cantik?

Dan cermin selalu berkata:

Anda, ratu saya, yang paling cantik.

Dan kemudian ia tahu dengan pasti bahwa tidak ada seorang pun di dunia itu lebih cantik daripada dia.

Sekarang Putri Salju sudah besar, dan ketika ia berusia tujuh tahun, dia sangat cantik, bahkan ia melampaui kecantikan ratu sendiri. Sekarang ketika ratu bertanya pada cermin:

Cermin, cermin, di dinding,
Siapa di negeri ini paling cantik?

Cermin itu berkata:

Anda, ratu saya, adalah wajar; itu benar.
Tapi Putri Salju masih
Seribu kali lebih cantik dari Anda.

Ketika ratu mendengar cermin berkata demikian, ia menjadi pucat dengan iri hati, dan sejak saat itu, ia membenci Putri Salju. Setiap kali dia memandang Putri Salju, dia berpikir bahwa Putri Salju yang harus disalahkan bahwa ia bukan lagi wanita paling cantik di dunia. Hal itu membuat hatinya bergemuruh. cemburu nya membuatnya gelisah. Akhirnya dia memanggil pemburu dan berkata kepadanya, “Bawa-Putih Salju ke hutan ke tempat terpencil, dan menikamnya sampai mati. Sebagai bukti bahwa dia sudah mati bawa paru-paru dan hatinya kembali padaku. Saya akan memasaknya dengan garam dan memakannya. ”

Pemburu mengajak Putri Salju ke hutan. Ketika ia mengambil pisau berburu untuk menusuk, ia mulai menangis, dan memohon sungguh-sungguh agar pemburu itu tidak membunuhnya, dan berjanji untuk melarikan diri ke hutan dan tidak pernah kembali. Pemburu merasa kasihan padanya karena dia sangat cantik, dan ia berpikir, “Binatang-binatang liar akan segera memakannya jika dia masuk hutan. Aku senang bahwa aku tidak perlu membunuhnya “Tepat pada saat itu. Seekor babi hutan muda melintas. Pemburu itu membunuh babi hutan itu, memotong paru-paru dan hati, dan membawa nya kepada ke ratu sebagai bukti kematian Putri Salju. Ratu memasak nya dengan garam dan memakannya, mengira bahwa ia telah makan paru-paru dan hati Putri Salju.

Putri Salju sekarang sendirian di hutan besar. Dia sangat takut, dan mulai berlari. Dia berlari atas batu-batu tajam dan melalui duri sepanjang hari. Akhirnya, saat matahari hampir terbenam, ia datang ke sebuah rumah kecil. Rumah ini milik tujuh kurcaci. Mereka bekerja di tambang, dan tidak di rumah. Putri Salju masuk ke dalam dan menemukan segala sesuatu lebih kecil, tapi rapi dan teratur. Ada meja kecil dengan tujuh piring kecil, tujuh sendok kecil, tujuh pisau kecil dan garpu, tujuh cangkir kecil, dan di dinding ada tujuh tempat tidur kecil, semua yang baru saja dibuat.

Putri Salju lapar dan haus, jadi dia makan sayuran sedikit dan sedikit roti dari setiap piring kecil, dan dari setiap gelas kecil dia minum setetes anggur. Karena ia begitu lelah, dia ingin berbaring dan tidur. Dia mencoba masing-masing dari tujuh tempat tidur kecil, satu demi satu, tetapi tidak merasa nyaman sampai ia tiba di tempat tidur ke tujuh, dan dia berbaring di atasnya dan jatuh tertidur.

Ketika malam datang, tujuh kurcaci pulang dari kerja. Mereka menyalakan tujuh lilin kecil mereka , dan melihat bahwa seseorang telah berada di rumah mereka.

Yang pertama berkata, “Siapa yang telah menduduk di kursi saya?”

Yang kedua, “Siapa yang telah makan dari piring saya?”

Yang ketiga, “Siapa yang telah makan roti saya?”

Yang keempat, “Siapa yang telah makan sayuran saya?”

Yang kelima, “Siapa yang telah menempel dengan garpu saya?”

Yang keenam, “Siapa telah memotong dengan pisau saya?”

Yang ketujuh, “Siapa yang telah minum dari cangkir saya?”

Kemudian yang pertama berkata, “Siapa melangkah di tempat tidur saya?”

Yang kedua, “Dan seseorang telah berbaring di tempat tidurku.”

Dan seterusnya sampai yang ketujuh, dan ketika ia melihat tempat tidurnya, ia menemukan Putri Salju terbaring di sana, sedang tidur. Tujuh kerdil semua berlari, dan mereka berseru dengan takjub. Mereka mengambil tujuh lilin mereka dan menatap Putri Salju. “Demi Tuhan! Demi Tuhan! “Mereka berteriak. “Dia begitu cantik” Mereka sangat menyukai dia!. Mereka tidak membangunkannya, tapi membiarkan dia berbaring di tempat tidur. Kurcaci ketujuh harus tidur dengan teman-temannya, satu jam dengan masing-masing, dan begitulah yang mereka lakukan malam itu.

Ketika Putri Salju terbangun, mereka menanyakan siapa dia dan bagaimana dia telah menemukan jalan ke rumah mereka. Putri Salju bercerita bagaimana ibunya telah mencoba membunuhnya, bagaimana pemburu membiarkannya hidup, bagaimana ia menjalankan seluruh hari, akhirnya datang ke rumah mereka. Para kurcaci merasa kasihan dan berkata, “Jika Anda akan tetap rumah kami, dan memasak, menjahit, membuat tempat tidur, mencuci, dan merajut, dan terus semuanya bersih dan teratur, maka Anda bisa tinggal di sini, dan Anda akan memiliki segala sesuatu yang Anda inginkan. Kami pulang ke rumah di malam hari, dan makan malam harus siap waktu itu,sebab kami menghabiskan siang hari untuk menggali emas di tambang. Anda akan sendirian saat itu. Waspadalah terhadap ratu, dan jangan biarkan siapa pun masuk ”

Ratu berpikir bahwa ia lagi wanita paling cantik di negeri itu, dan keesokan harinya ia melangkah di depan cermin dan bertanya:

Cermin, cermin, di dinding,
Siapa di negeri ini paling cantik?

Cermin jawab sekali lagi:

Anda, ratu saya, memang cantik; itu benar.
Tapi Putri Salju di atas tujuh gunung
Adalah seribu kali lebih cantik dari Anda.

Ini mengejutkan ratu mendengar ini, dan ia tahu bahwa ia telah ditipu, bahwa pemburu itu tidak membunuh Putri Salju. Karena hanya tujuh kurcaci yang tinggal di tujuh gunung, dia langsung tahu bahwa mereka telah menyelamatkannya Putri Salju. Dia mulai merencanakan segera bagaimana dia akan membunuh Putri Salju, karena ia tidak akan tenang sampai cermin sekali lagi mengatakan bahwa dia adalah wanita paling cantik di negeri itu. Akhirnya ia memikirkan sesuatu untuk dilakukan. Dia menyamar sebagai seorang wanita penjual tua dan menghias wajahnya, sehingga tak seorang pun mengenalinya, dan pergi ke rumah kurcaci itu. Mengetuk pintu ia berteriak, “Buka. Bukalah. Aku wanita tua dengan penjual barang-barang bagus untuk dijual. ”

Putri Salju mengintip keluar jendela, “Apa yang Anda miliki?”

“Korset tali, Nak,” kata perempuan tua, dan ditunjukkannya satu. Itu dijalin dari sutra kuning, merah, dan biru. “Apakah Anda suka ini?”

“Oh, ya,” kata Putri Salju, berpikir, “aku dapat membiarkan wanita tua masuk Dia bermaksud baik” Dia membuka kunci pintu dan tawar-menawar untuk tali korset..

“Anda tidak memasangnya dengan benar,” kata wanita tua. “Kemarilah, aku akan melakukannya dengan lebih baik” katanya sambil berdiri di depan Putri Salju, dan dia memegang tali dan menariknya begitu ketat sehingga Putri Salju tidak bisa bernapas, dan Putri Salju terjatuh seolah-olah ia sudah mati. Kemudian perempuan tua itu puas, dan dia pergi.

Malam segera datang, dan tujuh kurcaci pulang ke rumah. Mereka ngeri ketika menemukan Putri Salju yang mereka sayang tergeletak di tanah seolah-olah dia sudah mati. Mereka mengangkatnya dan melihat bahwa Putri Salju mengikat tali terlalu erat. Mereka memotong tali korset menjadi dua, dan kemudian Putri Salju bisa bernapas, dan ia hidup kembali. “Pasti ratu yang mencoba membunuh Anda,” kata mereka. “Hati-hati dan jangan biarkan orang lain lagi.”

Ratu bertanya cermin:

Cermin, cermin, di dinding,
Siapa di negeri ini paling cantik?

Cermin jawab sekali lagi:

Anda, ratu saya, memang cantik; itu benar.
Tapi Putri Salju dengan tujuh kurcaci
Adalah seribu kali lebih cantik dari Anda.

Dia begitu terkejut sampai sluruh darahnya semua lari ke hatinya, karena ia tahu bahwa Putih Salju hidup lagi. Kemudian selama satu hari dan malam ia merencanakan bagaimana dia bisa menangkapnya. Dia membuat sisir beracun, menyamar dirinya secara berbeda, dan keluar lagi. Dia mengetuk pintu, tapi Putri Salju berseru, “Aku tidak diperbolehkan untuk membiarkan siapa pun masuk”

Lalu dia mengeluarkan sisir, dan ketika Putri Salju melihat melalui jendela, dan melihat bahwa wanita itu orang asing, ia membuka pintu, dan membeli sisir dari tangannya. “Ayo, biarkan aku menyisir rambut Anda,” kata wanita penjual. Dia baru saja menempel ke sisir rambut Putri Salju, sehingga membuat gadis itu jatuh dan mati. “Itu akan membuat Anda terbaring di sana,” kata ratu. Dan ia pulang dengan hati ringan.

Para kurcaci pulang tepat pada waktunya. Mereka melihat apa yang telah terjadi dan menarik sisir beracun dari rambutnya. Putri Salju membuka matanya dan hidup kembali. Dia berjanji pada kurcacil untuk tidak membiarkan siapa pun di lagi.

Ratu melangkah menuju cermin:

Cermin, cermin, di dinding,
Siapa di negeri ini paling cantik?

Cermin menjawab:

Anda, ratu saya, memang cantik; itu benar.
Tapi Putri Salju dengan tujuh kurcaci
Adalah seribu kali lebih cantik dari Anda.

Ketika ratu mendengar ini, ia bergoncang dan gemetar karena marah, “Putri Salju akan mati, walaupun imbalannya adalah nyawa saya!” Lalu ia masuk ke kamarnya paling rahasia – tidak ada orang lain yang diizinkan di dalam – dan ia membuat racun, appel beracun. Dari luar merah dan indah, dan siapa pun yang melihat hal itu akan menginginkannya. Lalu ia menyamar sebagai seorang perempuan petani, pergi ke ke rumah kurcaci dan mengetuk pintu.

Putri Salju mengintip dan berkata, “Aku tidak diizinkan untuk membiarkan siapa pun masuk kurcaci telah melarang dengan keras.”

“Jika Anda tidak ingin, aku tak bisa memaksa Anda,” kata wanita petani. “Saya menjual apel ini, dan aku akan memberimu satu contoh.”

“Tidak, aku tidak dapat menerima apa-apa. Para kurcaci tidak mengizinkan. ”

“Jika Anda takut, maka aku akan memotong apel menjadi dua dan makan setengahnya. Ini, Anda makan setengah yang kemerahan. Apel itu dibuat begitu berseni dan hanya setengah yang beracun. Ketika Putri Salju melihat bahwa wanita petani itu makan separuh bagian dari apel itu, keinginan untuk mencicipi semakin kuat, sehingga ia akhirnya membiarkan tangan perempuan itu memberikan apel yang setengah lainnya melalui jendela. Dia menggigit, tapi tidak sampi habis dia sudah jatuh ke tanah dan mati.

Ratu senang, pulang, dan bertanya cermin:

Cermin, cermin, di dinding,
Siapa di negeri ini paling cantik?

Dan itu menjawab:

Anda, ratu saya, yang paling cantik.

“Sekarang saya akan memiliki kedamaian,” katanya, “karena sekali lagi aku wanita paling cantik di negeri itu. Putri Salju akan tetap mati kali ini. ”

Malam itu para kurcaci pulang dari tambang. Putri Salju tergeletak di lantai, dan dia sudah mati. Mereka mengendurkan tali dan melihat di rambutnya untuk sesuatu yang beracun, tapi tidak ada yang membantu. Mereka tidak bisa menghidupakn kembali. Mereka membaringkannya di atas usungan jenazah, dan semua bertujuh duduk di sampingnya dan menangis dan menangis selama tiga hari. Mereka akan menguburkan dia, tapi mereka melihat bahwa dia tetap segar. Dia tidak terlihat seperti orang mati, dan dia masih memiliki pipi merah cantik. Mereka mmembuat peti kaca yang untuk Putri Salju, dan meletakkan di dalamnya, sehingga dia bisa dilihat dengan mudah. Mereka menulis nama dan keturunan di atas itu dalam huruf-huruf emas, dan salah satu dari mereka selalu tinggal di rumah dan terus mengawasinya.

Putri Salju berbaring di peti mati waktu yang sangat lama, dan dia tidak membusuk. Dia masih putih seperti salju dan merah seperti darah, dan jika ia telah bisa membuka matanya, mereka masih akan hitam seperti kayu hitam. Dia berbaring di sana seolah-olah ia sedang tidur.

Suatu hari seorang pangeran muda datang ke rumah kurcaci dan ingin tempat bermalam. Ketika dia masuk ke ruang tamu mereka dan melihat-Putri Salju terbaring di peti mati kaca, begitu cantik diterangi oleh tujuh lilin kecil, ia tidak bisa mendapatkan cukup kecantikannya. Dia membaca tulisan emas dan melihat bahwa ia adalah putri raja. Dia meminta kerdil untuk menjual peti mati ddengna Putri Mati didalamnya itu, tetapi para kurcaci tidak akan melakukan itu untuk sejumlah emas. Kemudian ia meminta mereka untuk memberikan kepadanya, karena dia tidak bisa hidup tanpa bisa melihatnya, dan menghormatinya sebagai hal yang paling dihargai di bumi. Kemudian kurcaci kasihan kepada Pangerna itu dan memberikan peti mati berisi Putri Salju itu.

Pangeran itu itu membawa peti mati ke istanya, dan ditempatkan di sebuah ruangan di mana ia duduk dengan itu sepanjang hari, tidak pernah melepaskan matanya dari Putri Salju. Setiap kali dia harus pergi keluar dan tidak bisa melihat Putri Salju, ia menjadi sedih. Dan ia tidak bisa makan menggigit, kecuali peti mati itu berdiri di sampingnya. Pegawai istana yang selalu harus membawa peti mati ke sana kemari menjadi marah tentang hal ini. Suatu kali salah satu dari mereka membuka peti mati, mengangkat tegak Putri Salju, dan berkata, “Kami terganggu sepanjang hari, hanya karena seorang gadis yang mati,” dan ia memukul punggung dengan tangan. Kemudian potongan apel yang mengerikan yang digigitnya lepas keluar dari tenggorokannya, dan Putri Salju hidup kembali.

Dia berjalan menemui pangeran, yang berada di samping dirinya dengan sukacita untuk melihat Putri Salju tercinta hidup. Mereka duduk bersama di meja dan makan dengan sukacita.

Pernikahan mereka ditetapkan untuk hari berikutnya, dan ibu Putri Salju yang jahat diundang juga. Pagi itu ia melangkah di depan cermin dan berkata:

Cermin, cermin, di dinding,
Siapa di negeri ini paling cantik?
Cermin menjawab:
Anda, ratu saya, memang cantik; itu benar.
Tapi ratu muda
Adalah seribu kali lebih cantik dari Anda.

Dia merasa ngeri mendengar ini, dan disusul dengan rasa takut bahwa dia tidak bisa berkata apa-apa. Namun, rasa cemburunya mengantarnya pergi ke pesta pernikahan itu dan melihat ratu muda. Ketika dia tiba dia melihat ratu muda adalah Putri Salju. Kemudian prajurit meletakkan sepasang sepatu besi ke dalam api sampai membara, dan menyuruh Ratu jahat memakainya untuk menari. Kakinya sangat terbakar, dan dia tidak bisa berhenti sampai dia menari sendiri sampai mati.


Yang mau belajar bahasa inggris dari cerita pendek snow white versi bahasa inggrisnya, silahkan cek di tulisan saya yang lain

Cerita Pendek Berbahasa Inggris-Snow White




belajar bahasa inggris cepat tanpa grammar pertama kali di Indonesia
More aboutCerita Pendek Versi Indonesia-Snow White

Cerita Pendek Berbahasa Inggris-Snow White

Posted by Deta on Sunday, May 5, 2013Wednesday, March 30, 2011Tuesday, March 29, 2011Thursday, October 7, 2010

Belajar Bahasa Inggris dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan membaca cerita pendek berbahasa Inggris. Dengan membaca kalimat perkalimat bahasa inggris tetapi yang masih mudah dipahami akan sangat membantu kita dalam memahami cerita berbahasa inggris tersebut.
Pasti kita tahu donk cerita snow white atau putri salju, nah untuk memperlancar bahasa inggris kita, yuk kita coba memahami cerita snow white ini.
Once upon a time in mid winter, when the snowflakes were falling like feathers from heaven, a beautiful queen sat sewing at her window, which had a frame of black ebony wood. As she sewed, she looked up at the snow and pricked her finger with her needle. Three drops of blood fell into the snow. The red on the white looked so beautiful, that she thought, “If only I had a child as white as snow, as red as blood, and as black as this frame.” Soon afterward she had a little daughter that was as white as snow, as red as blood, and as black as ebony wood, and therefore they called her Little Snow-White.

Now the queen was the most beautiful woman in all the land, and very proud of her beauty. She had a mirror, which she stood in front of every morning, and asked:

Mirror, mirror, on the wall,
Who in this land is fairest of all?

And the mirror always said:

You, my queen, are fairest of all.

And then she knew for certain that no one in the world was more beautiful than she.

Now Snow-White grew up, and when she was seven years old, she was so beautiful, that she surpassed even the queen herself. Now when the queen asked her mirror:

Mirror, mirror, on the wall,
Who in this land is fairest of all?

The mirror said:

You, my queen, are fair; it is true.
But Little Snow-White is still
A thousand times fairer than you.

When the queen heard the mirror say this, she became pale with envy, and from that hour on, she hated Snow-White. Whenever she looked at her, she thought that Snow-White was to blame that she was no longer the most beautiful woman in the world. This turned her heart around. Her jealousy gave her no peace. Finally she summoned a huntsman and said to him, “Take Snow-White out into the woods to a remote spot, and stab her to death. As proof that she is dead bring her lungs and her liver back to me. I shall cook them with salt and eat them.”

The huntsman took Snow-White into the woods. When he took out his hunting knife to stab her, she began to cry, and begged fervently that he might spare her life, promising to run away into the woods and never return. The huntsman took pity on her because she was so beautiful, and he thought, “The wild animals will soon devour her anyway. I’m glad that I don’t have to kill her.” Just then a young boar came running by. He killed it, cut out its lungs and liver, and took them back to the queen as proof of Snow-White’s death. She cooked them with salt and ate them, supposing that she had eaten Snow-White’s lungs and liver.

Snow-White was now all alone in the great forest. She was terribly afraid, and began to run. She ran over sharp stones and through thorns the entire day. Finally, just as the sun was about to set, she came to a little house. The house belonged to seven dwarfs. They were working in a mine, and not at home. Snow-White went inside and found everything to be small, but neat and orderly. There was a little table with seven little plates, seven little spoons, seven little knives and forks, seven little mugs, and against the wall there were seven little beds, all freshly made.

Snow-White was hungry and thirsty, so she ate a few vegetables and a little bread from each little plate, and from each little glass she drank a drop of wine. Because she was so tired, she wanted to lie down and go to sleep. She tried each of the seven little beds, one after the other, but none felt right until she came to the seventh one, and she lay down in it and fell asleep.

When night came, the seven dwarfs returned home from the work. They lit their seven little candles, and saw that someone had been in their house.

The first one said, “Who has been sitting in my chair?”

The second one, “Who has been eating from my plate?”

The third one, “Who has been eating my bread?”

The fourth one, “Who has been eating my vegetables?”

The fifth one, “Who has been sticking with my fork?”

The sixth one, “Who has been cutting with my knife?”

The seventh one, “Who has been drinking from my mug?”

Then the first one said, “Who stepped on my bed?”

The second one, “And someone has been lying in my bed.”

And so forth until the seventh one, and when he looked at his bed, he found Snow-White lying there, fast asleep. The seven dwarfs all came running, and they cried out with amazement. They fetched their seven candles and looked at Snow-White. “Good heaven! Good heaven!” they cried. “She is so beautiful!” They liked her very much. They did not wake her up, but let her lie there in the bed. The seventh dwarf had to sleep with his companions, one hour with each one, and then the night was done.

When Snow-White woke up, they asked her who she was and how she had found her way to their house. She told them how her mother had tried to kill her, how the huntsman had spared her life, how she had run the entire day, finally coming to their house. The dwarfs pitied her and said, “If you will keep house for us, and cook, sew, make beds, wash, and knit, and keep everything clean and orderly, then you can stay here, and you’ll have everything that you want. We come home in the evening, and supper must be ready by then, but we spend the days digging for gold in the mine. You will be alone then. Watch out for the queen, and do not let anyone in.”

The queen thought that she was again the most beautiful woman in the land, and the next morning she stepped before the mirror and asked:

Mirror, mirror, on the wall,
Who in this land is fairest of all?

The mirror answered once again:

You, my queen, are fair; it is true.
But Little Snow-White beyond the seven mountains
Is a thousand times fairer than you.

It startled the queen to hear this, and she knew that she had been deceived, that the huntsman had not killed Snow-White. Because only the seven dwarfs lived in the seven mountains, she knew at once that they must have rescued her. She began to plan immediately how she might kill her, because she would have no peace until the mirror once again said that she was the most beautiful woman in the land. At last she thought of something to do. She disguised herself as an old peddler woman and colored her face, so that no one would recognize her, and went to the dwarf’s house. Knocking on the door she called out, “Open up. Open up. I’m the old peddler woman with good wares for sale.”

Snow-White peered out the window, “What do you have?”

“Bodice laces, dear child,” said the old woman, and held one up. It was braided from yellow, red, and blue silk. “Would you like this one?”

“Oh, yes,” said Snow-White, thinking, “I can let the old woman come in. She means well.” She unbolted the door and bargained for the bodice laces.

“You are not laced up properly,” said the old woman. “Come here, I’ll do it better.” Snow-White stood before her, and she took hold of the laces and pulled them so tight that Snow-White could not breathe, and she fell down as if she were dead. Then the old woman was satisfied, and she went away.

Nightfall soon came, and the seven dwarfs returned home. They were horrified to find their dear Snow-White lying on the ground as if she were dead. They lifted her up and saw that she was laced up too tightly. They cut the bodice laces in two, and then she could breathe, and she came back to life. “It must have been the queen who tried to kill you,” they said. “Take care and do not let anyone in again.”

The queen asked her mirror:

Mirror, mirror, on the wall,
Who in this land is fairest of all?

The mirror answered once again:

You, my queen, are fair; it is true.
But Little Snow-White with the seven dwarfs
Is a thousand times fairer than you.

She was so horrified that the blood all ran to her heart, because she knew that Snow-White had come back to life. Then for an entire day and a night she planned how she might catch her. She made a poisoned comb, disguised herself differently, and went out again. She knocked on the door, but Snow-White called out, “I am not allowed to let anyone in.”

Then she pulled out the comb, and when Snow-White saw how it glistened, and noted that the woman was a complete stranger, she opened the door, and bought the comb from her. “Come, let me comb your hair,” said the peddler woman. She had barely stuck the comb into Snow-White’s hair, before the girl fell down and was dead. “That will keep you lying there,” said the queen. And she went home with a light heart.

The dwarfs came home just in time. They saw what had happened and pulled the poisoned comb from her hair. Snow-White opened her eyes and came back to life. She promised the dwarfs not to let anyone in again.

The queen stepped before her mirror:

Mirror, mirror, on the wall,
Who in this land is fairest of all?

The mirror answered:

You, my queen, are fair; it is true.
But Little Snow-White with the seven dwarfs
Is a thousand times fairer than you.

When the queen heard this, she shook and trembled with anger, “Snow-White will die, if it costs me my life!” Then she went into her most secret room — no one else was allowed inside — and she made a poisoned, poisoned apple. From the outside it was red and beautiful, and anyone who saw it would want it. Then she disguised herself as a peasant woman, went to the dwarfs’ house and knocked on the door.

Snow-White peeped out and said, “I’m not allowed to let anyone in. The dwarfs have forbidden it most severely.”

“If you don’t want to, I can’t force you,” said the peasant woman. “I am selling these apples, and I will give you one to taste.”

“No, I can’t accept anything. The dwarfs don’t want me to.”

“If you are afraid, then I will cut the apple in two and eat half of it. Here, you eat the half with the beautiful red cheek!” Now the apple had been so artfully made that only the red half was poisoned. When Snow-White saw that the peasant woman was eating part of the apple, her desire for it grew stronger, so she finally let the woman hand her the other half through the window. She bit into it, but she barely had the bite in her mouth when she fell to the ground dead.

The queen was happy, went home, and asked her mirror:

Mirror, mirror, on the wall,
Who in this land is fairest of all?

And it answered:

You, my queen, are fairest of all.

“Now I’ll have some peace,” she said, “because once again I’m the most beautiful woman in the land. Snow-White will remain dead this time.”

That evening the dwarfs returned home from the mines. Snow-White was lying on the floor, and she was dead. They loosened her laces and looked in her hair for something poisonous, but nothing helped. They could not bring her back to life. They laid her on a bier, and all seven sat next to her and cried and cried for three days. They were going to bury her, but they saw that she remained fresh. She did not look at all like a dead person, and she still had beautiful red cheeks. They had a glass coffin made for her, and laid her inside, so that she could be seen easily. They wrote her name and her ancestry on it in gold letters, and one of them always stayed at home and kept watch over her.

Snow-White lay there in the coffin a long, long time, and she did not decay. She was still as white as snow and as red as blood, and if she had been able to open her eyes, they still would have been as black as ebony wood. She lay there as if she were asleep.

One day a young prince came to the dwarfs’ house and wanted shelter for the night. When he came into their parlor and saw Snow-White lying there in a glass coffin, illuminated so beautifully by seven little candles, he could not get enough of her beauty. He read the golden inscription and saw that she was the daughter of a king. He asked the dwarfs to sell him the coffin with the dead Snow-White, but they would not do this for any amount of gold. Then he asked them to give her to him, for he could not live without being able to see her, and he would keep her, and honor her as his most cherished thing on earth. Then the dwarfs took pity on him and gave him the coffin.

The prince had it carried to his castle, and had it placed in a room where he sat by it the whole day, never taking his eyes from it. Whenever he had to go out and was unable to see Snow-White, he became sad. And he could not eat a bite, unless the coffin was standing next to him. Now the servants who always had to carry the coffin to and fro became angry about this. One time one of them opened the coffin, lifted Snow-White upright, and said, “We are plagued the whole day long, just because of such a dead girl,” and he hit her in the back with his hand. Then the terrible piece of apple that she had bitten off came out of her throat, and Snow-White came back to life.

She walked up to the prince, who was beside himself with joy to see his beloved Snow-White alive. They sat down together at the table and ate with joy.

Their wedding was set for the next day, and Snow-White’s godless mother was invited as well. That morning she stepped before the mirror and said:

Mirror, mirror, on the wall,
Who in this land is fairest of all?
The mirror answered:
You, my queen, are fair; it is true.
But the young queen
Is a thousand times fairer than you.

She was horrified to hear this, and so overtaken with fear that she could not say anything. Still, her jealousy drove her to go to the wedding and see the young queen. When she arrived she saw that it was Snow-White. Then they put a pair of iron shoes into the fire until they glowed, and she had to put them on and dance in them. Her feet were terribly burned, and she could not stop until she had danced herself to death.

Untuk cerita Putri Salju versi bahasa Indonesianya silahkan lihat di

Sumber cerita : http://duniadongeng.wordpress.com/2008/08/13/putri-salju-snow-white/

Selamat membaca cerita pendek Berbahasa inggris diatas... semoga reading kita ada peningkatan :D Yuk terus belajar bahasa inggris di kehidupan kita sehari-hari ^_^

More aboutCerita Pendek Berbahasa Inggris-Snow White